Senin, 21 Januari 2019

SOSIAL CYBERSPACE


A. Pengertian Social Cyberspace
  • Cyberspace berasal dari bahasa Yunani, asal katanya adalah kubernan yang berarti ruang maya tanpa batas, imajinatif dan dapat dihayati melalui perwujudan virtual. Cyberspace merupakan ruang yang diwujudkan melalui (jaringan) computer, sifatnya digital dan direpresentasikan dalam satuan bit.
  • Cyberspace (dunia maya) adalah media elektronik dalam jaringan computer yang banyak dipakai untuk keperluan komunikasi satu arah maupun timbal-balik secara online (terhubung langsung). Dunia maya ini merupakan integrasi dari berbagaiperalatan teknologi komunikasi dan jaringan komputer (sensor, tranduser, koneksi, transmisi, prosesor, signal, kontroler) yang dapat menghubungkan peralatan komunikasi (komputer, telepon genggam,dan lain-lain) yang tersebar di seluruh penjuru dunia secara interaktif. Kata cyberspace berasal dari cybernetics dan space dan pertama kali diperkenalkan oleh penulis novel fiksi ilmiah, William Gibsondalam buku ceritanya, Burning Chrome,1982.

B. Hubungan Cyberspace dan Kehidupan Sosial

Ada 3 tingkat pengaruh cyberspace terhadap kehidupan sosial yaitu :
1. Tingkat individu, cyberspace menciptakan perubahan mendasar dalam pemahaman kita tentang diri dan identitas.Struktur cyberspace membuka ruang yang lebar bagi setiap orang untuk secara artifisial menciptakan konsep tentang diri dan identitas. Kekacauan identitas akan mempengaruhi persepsi, pikiran,  personalitas, dan  gaya hidup setiap orang. Bila setiap orang bisa menjadi siapapun, sama artinya semua orang bisa menjadi beberapa orang yang berbeda pada saat yang sama. Pada akhirnya yang ada dalam cyberspace adalah permainan identitas: identitas baru, identitas palsu, identitas ganda, identitas jamak.
2. Tingkat interaksi antarindividu, hakikat cyberspace sebagai sebagai dunia yang terbentuk oleh jaringan (web) dan hubungan (connection) bukan oleh materi.Kesalingterhubungan dan kesalingbergantungan secara virtual merupakan ciri dari cyberspace.Karena hubungan, relasi, dan interaksi sosial di dalam cyberspace bukanlah antarfisik dalam sebuah wilayah atau teritorial, yaitu interaksi sosial yang tidak dilakukan dalam sebuah teritorial yang nyata.
3. Tingkat komunitas, cyberspace dapat menciptakan satu model komunitas demokratis dan terbuka. Karena komunitas virtual dibangun bukan di dalam teritorial yang konkret, maka persoalan didalamnya adalah persoalan normatif, pengaturan, dan kontrol. Dalam komunitas virtual cyberspace, pemimpin, aturan main, kontrol Social tersebut tidak berbentuk lembaga, sehingga keberadaannya sangat lemah. Jadi, di dalamnya, seakan-akan “apa pun boleh”.
Dari cara berinteraksi terdapat dua pola proses interaksi sosial, yaitu:
1. Proses Sosial Disosiatif
Proses sosial disosiatif terjadi ketika beberapa anggota masyarakat maya terlibat dalam proses persaingan, atau bahkan konflik dengan sesama warga masyarakat maya seperti halnya mencari pembiayaan untuk website (sponsorship).
2. Proses Sosial Asosiatif
Proses Sosial Asosiatif merupakan proses dalam masyarakat maya yang mementingkan kerja sama. Proses ini memberi peluang kepada komunitas maya, baik intra maupun antarjaringan, melakukan kerja sama (cooperative) di antara mereka. Kerja sama ini menghasilkan proses lanjutan seperti akomodasi informasi dan asimilasi kebudayaan masyarakat maya dalam skala global ke seluruh jaringan masyarakat yang akhirnya mempengaruhi perilaku dan interaksi mereka satu dengan lainnya.
C. Hubungan Cyberspace dan Kehidupan Beragama
Komunitas religius mulai menyadari arti-penting dunia Internet. Hal ini diikuti dengan adanya tindakan-tindakan untuk mengaktualisasikan identitas agama mereka masing-masing sebagai perwujudan kesadaran spiritual mereka. Sehingga, pada saat ini, ratusan
bahkan ribuan situs-situs web religius, membanjiri ruang maya dan merupakan situs web yang cukup diperhitungkan dan diminati keberadaannya.
Ada beberapa hal yang mendasari komunitas religius untuk melibatkan diri dan organisasi mereka ke dalam dunia Maya:
  1. Komunitas religius melihat cyberspace merupakan sebuah realitas baru yang cukup prospektif, proporsional dan menjanjikan, di mana jika ia dimanfaatkan secara intensif, bisa menjadi sebuah media dan sarana penyeru dakwah yang efektif dalam rangka menyampaikan misi-misi suci keagamaan kepada masyarakat luas.
  2. Adanya anggapan bahwa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi akan membawa pengaruh yang luar biasa luas dalam setiap aspek kehidupan manusia, termasuk aspek agama dan pendidikan, sehingga keterlibatan agama dalam teknologi ruang maya dianggap perlu sebagai sebuah bentuk adaptasi yang sekaligus memberikan imagepada para penganut suatu agama bahwa agama yang dianut tersebut bukanlah agama konservatif dan tidak peka dengan kemajuan zaman.
  3. Sebagian komunitas religius memandang duni cyber sebagai metafora Tuhan, karena dalam lingkup peran “ketuhanan”, dunia maya mampu memberi berbagai pelayanan yang berkaitan dengan hajat rohani atau bathin manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar