- Cyberspace
berasal dari bahasa Yunani, asal katanya adalah kubernan yang berarti
ruang maya tanpa batas, imajinatif dan dapat dihayati melalui perwujudan
virtual. Cyberspace merupakan ruang yang diwujudkan melalui (jaringan)
computer, sifatnya digital dan direpresentasikan dalam satuan bit.
- Cyberspace (dunia maya) adalah media elektronik dalam jaringan computer yang banyak dipakai untuk keperluan komunikasi satu arah maupun timbal-balik secara online (terhubung langsung). Dunia maya ini merupakan integrasi dari berbagaiperalatan teknologi komunikasi dan jaringan komputer (sensor, tranduser, koneksi, transmisi, prosesor, signal, kontroler) yang dapat menghubungkan peralatan komunikasi (komputer, telepon genggam,dan lain-lain) yang tersebar di seluruh penjuru dunia secara interaktif. Kata cyberspace berasal dari cybernetics dan space dan pertama kali diperkenalkan oleh penulis novel fiksi ilmiah, William Gibsondalam buku ceritanya, Burning Chrome,1982.
B. Hubungan
Cyberspace dan Kehidupan Sosial
Ada 3
tingkat pengaruh cyberspace terhadap kehidupan sosial yaitu :
1. Tingkat
individu, cyberspace menciptakan perubahan mendasar dalam pemahaman kita
tentang diri dan identitas.Struktur cyberspace membuka ruang yang lebar bagi
setiap orang untuk secara artifisial menciptakan konsep tentang diri dan
identitas. Kekacauan identitas akan mempengaruhi persepsi, pikiran,
personalitas, dan gaya hidup setiap orang. Bila
setiap orang bisa menjadi siapapun, sama artinya semua orang bisa menjadi
beberapa orang yang berbeda pada saat yang sama. Pada akhirnya yang ada dalam
cyberspace adalah permainan identitas: identitas baru, identitas palsu,
identitas ganda, identitas jamak.
2. Tingkat
interaksi antarindividu, hakikat cyberspace sebagai sebagai dunia yang
terbentuk oleh jaringan (web) dan hubungan (connection) bukan oleh
materi.Kesalingterhubungan dan kesalingbergantungan secara virtual
merupakan ciri dari cyberspace.Karena hubungan, relasi, dan interaksi
sosial di dalam cyberspace bukanlah antarfisik dalam sebuah wilayah atau
teritorial, yaitu interaksi sosial yang tidak dilakukan dalam sebuah
teritorial yang nyata.
3. Tingkat
komunitas, cyberspace dapat menciptakan satu model komunitas demokratis
dan terbuka. Karena komunitas virtual dibangun bukan di dalam teritorial
yang konkret, maka persoalan didalamnya adalah persoalan normatif, pengaturan,
dan kontrol. Dalam komunitas virtual cyberspace, pemimpin, aturan main,
kontrol Social tersebut tidak berbentuk lembaga, sehingga keberadaannya
sangat lemah. Jadi, di dalamnya, seakan-akan “apa pun boleh”.
Dari cara
berinteraksi terdapat dua pola proses interaksi sosial, yaitu:
1. Proses
Sosial Disosiatif
Proses
sosial disosiatif terjadi ketika beberapa anggota masyarakat maya terlibat
dalam proses persaingan, atau bahkan konflik dengan sesama warga masyarakat
maya seperti halnya mencari pembiayaan untuk website (sponsorship).
2. Proses
Sosial Asosiatif
Proses
Sosial Asosiatif merupakan proses dalam masyarakat maya yang mementingkan kerja
sama. Proses ini memberi peluang kepada komunitas maya, baik intra maupun
antarjaringan, melakukan kerja sama (cooperative) di
antara mereka. Kerja sama ini menghasilkan proses lanjutan seperti akomodasi
informasi dan asimilasi kebudayaan masyarakat maya dalam skala global ke
seluruh jaringan masyarakat yang akhirnya mempengaruhi perilaku dan interaksi
mereka satu dengan lainnya.
C. Hubungan
Cyberspace dan Kehidupan Beragama
Komunitas
religius mulai menyadari arti-penting dunia Internet. Hal ini diikuti dengan
adanya tindakan-tindakan untuk mengaktualisasikan identitas agama mereka
masing-masing sebagai perwujudan kesadaran spiritual mereka. Sehingga, pada
saat ini, ratusan
bahkan
ribuan situs-situs web religius, membanjiri ruang maya dan
merupakan situs web yang cukup diperhitungkan dan diminati
keberadaannya.
Ada beberapa
hal yang mendasari komunitas religius untuk melibatkan diri dan organisasi
mereka ke dalam dunia Maya:
- Komunitas
religius melihat cyberspace merupakan sebuah realitas baru yang cukup
prospektif, proporsional dan menjanjikan, di mana jika ia dimanfaatkan
secara intensif, bisa menjadi sebuah media dan sarana penyeru dakwah yang
efektif dalam rangka menyampaikan misi-misi suci keagamaan kepada
masyarakat luas.
- Adanya
anggapan bahwa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi akan membawa
pengaruh yang luar biasa luas dalam setiap aspek kehidupan manusia,
termasuk aspek agama dan pendidikan, sehingga keterlibatan agama dalam
teknologi ruang maya dianggap perlu sebagai sebuah bentuk adaptasi yang
sekaligus memberikan imagepada para penganut suatu agama bahwa
agama yang dianut tersebut bukanlah agama konservatif dan tidak peka
dengan kemajuan zaman.
- Sebagian
komunitas religius memandang duni cyber sebagai metafora Tuhan, karena
dalam lingkup peran “ketuhanan”, dunia maya mampu memberi berbagai
pelayanan yang berkaitan dengan hajat rohani atau bathin manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar